Batak Channel - Pengalaman pribadi saat mengurus perpanjangan masa berlaku SIM C di bus keliling Jl. Putri Hijau depan Bank BRI, Medan (Senin, 01/03/2017). Meski di kota Medan sudah terdapat beberepa spot bus keliling untuk perpanjangan SIM, namun titik yang saya jumpai ini masih tergolong ramai. Akibatnya, antrian panjang pun sudah menunggu bahkan sebelum bus kelilingnya tiba.
Di lokasi ini misalnya, hanya tersedia dua buah kursi panjang seadanya untuk tempat duduk antrian. Karena padat, banyak para konsumen berdiri di sekitar posko sembari menunggu panggilan dari petugas. Namun demikian, tempat ini ada tersedia PKL gorengan dan mie balap di bawah dua buah pohon besar. Cukup strategis untuk menghindari panasnya sengatan matahari.
Pada prosesnya, ada tiga tahap yang harus dilalui dalam proses perpanjangan SIM ini. Berikut saya coba uraikan sesuai dengan proses yang saya alami di lapangan.
Tahap pertama. Begitu sampai di lokasi, saya langsung menyodorkan syarat yang diminta, yaitu, SIM asli dan fotocopy KTP. Butuh sekitar 1 jam menunggu petugas tersebut mengumpulkan data-data pendaftaran yang diberikan para pelanggan, dan kemudian menyeleksinya sesuai keperluan.
Tahap kedua. Setelah dikira cukup, petugas ini lalu melanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu pemeriksaan kesehatan bagi konsumen yang tidak membawa surat keterangan sehat. Butuh sekitar 30 menit hingga tiba giliran diperiksa, karena kebenaran saya tidak membawa surat keterangan sehat. Di lokasi ini pemeriksaan kesehatan dilakukan sebatas mengukur tekanan darah dengan Tensimeter dan penglihatan dengan Ishihara test.
Pemeriksaan kesehatan ini dikenakan biaya sebesar Rp 25,000.00 dan memakan waktu sekitar 10 menit per orang. Karena pada saat itu pelanggan yang datang cukup banyak, maka butuh kesabaran yang cukup selama proses ini. Jika ditotal, maka proses ini memakan waktu sekitar 3 jam kurang lebih. Setelah berkas lengkap dan dimasukkan ke dalam Map, oleh petugas kemudian melanjutkan ke petugas lainnya yang berada di dalam bus untuk proses selanjutnya.
Tahap ketiga. Seusai proses pemeriksaan kesehatan rampung, seluruh berkas sudah masuk ke dalam mobil operasional bus keliling. Dari dalam bus, petugas akan memanggil satu per satu para pelanggan secara bergiliran untuk diambil poto. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 10 menti per orangnya. Saat proses pengambilan poto berlangsung, di lain pintu, petugas juga memanggil pelanggan yang sudah selesai berpoto dan kemudian memberikan SIM yang sudah selesai dicetak.
Namun, di tahap akhir ini ada sesuatu yang menarik. Ketika tiba giliran berada di dalam bus sembari membayar biaya administrasi sebesar Rp 75,000.00, sesungguhnya masih ada satu formulir yang menurut petugas harus diisi oleh pelanggan terlebih dahulu. Formulir ini konon untuk memenuhi kelengkapan berkas bahwasannya telah benar melakukan perpanjangan SIM.
Lalu petugas akan bertanya kepada pelanggan, apakah form dimaksud akan diisi sendiri oleh pelanggan atau diisikan oleh petugas?
Nah, jika pelanggan berinisiatif mengisi sendiri, maka tentu saja akan memakan waktu setidaknya 8 menit lagi per orang. Dan menariknya, ada alternatif lain yaitu, formulir akan diisikan oleh petugas, namun akan dibebankan biaya Rp 25,000.00.
Menjadi aneh memang, di awal pendaftaran saat menyodorkan syarat perpanjangan tadi, mengapa petugas tidak memberitahukan jika masih ada formulir yang harus diisi. Setidaknya kan, para pelanggan dapat mengisi formulir tersebut sembari menunggu antrian test kesehatan dan pengambilan poto?
Tapi, ya sudahlah. Karena saat itu waktu sedang mepet, lapar dan bosan menunggu giliran -mungkin pelanggan yang lain juga sama- maka saya lebih memilih untuk diisikan saja formulir tersebut oleh petugas dan membayar Rp 25,000.00.
Akhirnya, sekitar pukul 13.45 WIB, SIM pun sudah jadi dan urusan selesai. Total saya menghabiskan waktu sekitar 4 jam lebih. Apabila tadinya setiap orang memilih untuk mengisi formulir sendiri, maka kemungkinan akan menambah waktu sekitar 2,5 jam lagi hingga SIM rampung. Sebaliknya apabila petugas yang mengisi formulir -meski bisa jadi itu adalah tugas mereka-, maka dapat kita hitung berapa uang masuk mereka dari sekedar mengisi formulir tersebut.
Pengumuman tertulis memang jelas terpampang di bus, yaitu biaya administrasi perpanjangan SIM C dikenakan biaya Rp 75,000.00. Tetapi dengan adanya biaya kesehatan dan isi formulir, maka totalnya menjadi Rp 125,000.00. Hmm, selalu saja ada celah untuk mendapatkan ‘uang tambahan’. Dan formulir inilah celahnya. Begitulah pengalaman saya saat perpanjang masa berlaku SIM, semoga bermanfaat bagi teman-teman.
Tahap ketiga. Seusai proses pemeriksaan kesehatan rampung, seluruh berkas sudah masuk ke dalam mobil operasional bus keliling. Dari dalam bus, petugas akan memanggil satu per satu para pelanggan secara bergiliran untuk diambil poto. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 10 menti per orangnya. Saat proses pengambilan poto berlangsung, di lain pintu, petugas juga memanggil pelanggan yang sudah selesai berpoto dan kemudian memberikan SIM yang sudah selesai dicetak.
Namun, di tahap akhir ini ada sesuatu yang menarik. Ketika tiba giliran berada di dalam bus sembari membayar biaya administrasi sebesar Rp 75,000.00, sesungguhnya masih ada satu formulir yang menurut petugas harus diisi oleh pelanggan terlebih dahulu. Formulir ini konon untuk memenuhi kelengkapan berkas bahwasannya telah benar melakukan perpanjangan SIM.
Lalu petugas akan bertanya kepada pelanggan, apakah form dimaksud akan diisi sendiri oleh pelanggan atau diisikan oleh petugas?
Nah, jika pelanggan berinisiatif mengisi sendiri, maka tentu saja akan memakan waktu setidaknya 8 menit lagi per orang. Dan menariknya, ada alternatif lain yaitu, formulir akan diisikan oleh petugas, namun akan dibebankan biaya Rp 25,000.00.
Menjadi aneh memang, di awal pendaftaran saat menyodorkan syarat perpanjangan tadi, mengapa petugas tidak memberitahukan jika masih ada formulir yang harus diisi. Setidaknya kan, para pelanggan dapat mengisi formulir tersebut sembari menunggu antrian test kesehatan dan pengambilan poto?
Tapi, ya sudahlah. Karena saat itu waktu sedang mepet, lapar dan bosan menunggu giliran -mungkin pelanggan yang lain juga sama- maka saya lebih memilih untuk diisikan saja formulir tersebut oleh petugas dan membayar Rp 25,000.00.
Akhirnya, sekitar pukul 13.45 WIB, SIM pun sudah jadi dan urusan selesai. Total saya menghabiskan waktu sekitar 4 jam lebih. Apabila tadinya setiap orang memilih untuk mengisi formulir sendiri, maka kemungkinan akan menambah waktu sekitar 2,5 jam lagi hingga SIM rampung. Sebaliknya apabila petugas yang mengisi formulir -meski bisa jadi itu adalah tugas mereka-, maka dapat kita hitung berapa uang masuk mereka dari sekedar mengisi formulir tersebut.
Pengumuman tertulis memang jelas terpampang di bus, yaitu biaya administrasi perpanjangan SIM C dikenakan biaya Rp 75,000.00. Tetapi dengan adanya biaya kesehatan dan isi formulir, maka totalnya menjadi Rp 125,000.00. Hmm, selalu saja ada celah untuk mendapatkan ‘uang tambahan’. Dan formulir inilah celahnya. Begitulah pengalaman saya saat perpanjang masa berlaku SIM, semoga bermanfaat bagi teman-teman.
0 comments:
Post a Comment