Tuesday, March 7, 2017

Angker! Misteri Gunung Api di Balik Pesona Danau Toba

Batak Channel - Tidak banyak yang tahu bahwa salah satu gunung aktif dengan vulkanik terbesar di dunia berada di Indonesia, Sumatera Utara, Samosir. Gunung apakah itu?

Dialah Gunung Toba. Gunung raksasa aktif yang pernah meletus sekitar 74.000 tahun silam dan konon nyaris menjadi hari kiamat. Letusan gunung Toba mampu menyemburkan abu vulkanik setinggi 80 Km ke udara dan menutupi hampir separuh dari permukaan bumi. Wow, sebuah letusan yang maha dahsyat.

Jika dibuat perbandingan, Gunung Krakatau yang terletak di Pulau Jawa bagian Tengah, pernah meletus tahun 1883. Gunung Krakatau menyemburkan awan panas disertai batu-batu dengan ketinggian sekitar 6 km, dan suara letusan terdengar hingga ke Batavia (sekarang Jakarta) yang berjarak 160 km.

Baca juga:

Letusan ini dikenang sebagai salah satu letusan gunung paling mematikan di dunia. Letusan gunung Krakatau setidaknya menelan 36.417 korban jiwa, dan dampak letusan dirasakan hingga ke seluruh penjuru dunia.

Jika letusan gunung Krakatau saja begitu ngerinya, dapat anda bayangkan bagaimana dahsyatnya letusan gunung Toba saat itu. Memang, tidak ada bukti berupa gambar/foto apalagi video, lantaran saat itu barangkali masih di zaman batu. Namun apa yang menjadikan orang yakin adalah, adanya temuan empiris yang dilakukan oleh peneliti-peneliti dunia belakangan.

Sejarah dan Bukti Ilmiah Tentang Gunung Toba dan Danau Toba

Gunung Toba tidak serta merta muncul begitu saja dengan nama yang menyerupai Danau Toba. Justru sebaliknya, nama Danau Toba diadopsi dari Gunung Toba.

Seperti yang pernah dilaporkan oleh geolog Belanda Van Bemmelen pada tahun 1939, Danau Toba yang memiliki panjang 100 km dan lebar 30 km, dikelilingi oleh batu apung sisa dari letusan gunung Toba. Berdasarkan temuan itulah, Van Bemmelen pun memberi kesimpulan bahwa Danau Toba adalah sebuah gunung aktif.


Laporan Van Bemmelen inipun semakin diperkuat oleh beberapa peneliti lain, dengan ditemukannya debu riolit (rhyolite) yang seusia dengan batuan Toba di Malaysia, bahkan ditemukan juga sejauh 3.000 kilometer ke utara hingga India Tengah.

Beberapa ahli kelautan pun melaporkan hal serupa, yaitu dengan ditemukannya jejak-jejak batuan Toba di Samudera Hindia dan Teluk Benggala. Para peneliti awal, Van Bemmelen, Aldiss dan Ghazali (1984) menduga, Toba tercipta akibat satu letusan maha dahsyat. Namun hal ini berbeda dengan peneliti lain yaitu Vestapen (1961), Yokoyama dan Hehanusa (1981) dan Nishimura (1984) telah menduga, kaldera Toba itu tercipta melalui beberapa kali letusan.

Baca juga:
Peneliti yang lebih baru, Knigt dan kawannya (1986) serta Chesner dan Rose (1991), memberi perkiraan lebih detail bahwa kaldera Toba tercipta setelah melewati tiga letusan raksasa. Dan hingga kini penelitan masih berlanjut.

Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan kepunahan pada beberapa spesies makhluk hidup. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah populasi manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan gunung Toba juga ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para ahli masih memperdebatkannya. Setelah letusan tersebut, terbentuklah kaldera, kemudian terisi oleh air sehingga menjadi dikenal sekarang sebagai Danau Toba. Selama ribuan tahun, tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.

Baca juga:
Tim peneliti multidisiplin internasional, yang dipimpin oleh Dr. Michael Petraglia, mengungkapkan dalam suatu konferensi pers di Oxford, Amerika Serikat, bahwa telah ditemukan situs arkeologi baru yang cukup spektakuler oleh para ahli geologi di selatan dan utara India. Di situs itu terungkap bagaimana orang bertahan hidup, sebelum dan sesudah letusan gunung berapi (supervolcano) Toba pada 74.000 tahun yang lalu, dan bukti tentang adanya kehidupan di bawah timbunan abu Gunung Toba. Padahal sumber letusan berjarak 3.000 mil, dari sebaran abunya.


Selama tujuh tahun, para ahli dari universitas Oxford tersebut meneliti proyek ekosistem di India, untuk mencari bukti adanya kehidupan dan peralatan hidup yang mereka tinggalkan di padang yang gundul. Daerah dengan luas ribuan hektare ini ternyata hanya sabana (padang rumput). Sementara tulang belulang hewan berserakan. Tim menyimpulkan, daerah yang cukup luas ini ternyata ditutupi debu dari letusan gunung berapi purba.

Penyebaran debu gunung berapi itu sangat luas, ditemukan hampir di seluruh dunia. Berasal dari sebuah erupsi supervolcano purba, yaitu Gunung Toba. Dugaan mengarah ke Gunung Toba, karena ditemukan bukti bentuk molekul debu vulkanik yang sama di 2100 titik, dan sejak kaldera kawah yang kini jadi danau Toba di Indonesia, hingga 3000 mil, dari sumber letusan. Bahkan yang cukup mengejutkan, ternyata penyebaran debu itu sampai terekam hingga Kutub Utara. Hal ini mengingatkan para ahli, betapa dahsyatnya letusan super gunung berapi Toba kala itu.

Kapan Gunung Toba Akan Meletus Lagi?

Melalui bukti penelitian-penelitian di atas, satu garis lurus yang mengarah ke sebuah kesimpulan, dan hampir pasti menjadi kenyataan adalah bahwa Danau Toba yang sekarang ini, merupakan wilayah Gunung Toba. Gunung aktif yang memiliki vulkanik terbesar di dunia. Gunung yang sewaktu-waktu dapat bangun dari tidur panjangnya dan memuntahkan isi dalam perutnya.



Tidak ada seorang pun yang dapat memastikan kapan gunung Toba akan meletus lagi. Entah besok, lusa, tahun depan atau jutaan tahun lagi. Satu hal yang pasti, semua pihak berharap bahwa hal ini jangan samapai terjadi. Karena apabila demikian, kata kiamat barangkali tepat menjadi analogi untuk hal itu. Kepunahan massal mahluk hidup akan terjadi karena separuh dari permukaan bumi akan tertimbun oleh vulkanik letusan gunung. Secara otomatis kegelapan akan melanda bumi.

Baca juga:
Jika letusan gunung Krakatau saja menyebabkan bumi jawa gelap selama lima hari akibat abu vulkanik, maka kemungkinan dampak dari letusan gunung Toba akan menyebabkan Bumi gelap dalam hitungan bulan hingga tahunan. Puing-puing batu besar akan terlempar ke mana-mana, dan magma di dalam kaldera Toba akan muntah dan membentuk daerah baru menutupi yang sudah ada. Sungguh, bayangan ini begitu ngeri untuk dikhayalkan.

Hanya kehendak alam semesta yang menentukan kapan gunung Toba akan meletus. Yang dapat dilakukan manusia hanyalah berpasrah ketika saat itu tiba!

0 comments:

Post a Comment