Batak Channel - Dunia sastra Indonesia digunjang dengan munculnya gambar sosok sastrawan besar Pramoedya Ananta Toer yang menggantung di Google Doodle. Sekilas pengertian dari Google Doodle adalah logo-logo Google yang dimodifikasi sedemikian rupa yang ditampilkan pada saat ada peringatan atau event tertentu pada setiap negara yang support Google(wiki).
Sebuah penghargaan yang tentunya amat layak dan patut diapresiasi atas apa yang telah digoreskannya dalam dunia sastra. Bukan hanya dalam negeri, nama Pramoedya Ananta Toer atau yang akrab dipanggil “Pram” sudah dikenal dunia berkat novel-novel yang dia tulis dan bahkan diterjemahkan hingga ke lebih dari 40 bahasa asing. Sebuah pencapaian luar biasa mengingat pada masa itu untuk menerbitkan sebuah buku bukanlah perkara mudah.
Sejarah mencatat, Pram telah berulang kali keluar masuk jeruji besi. Musabab adalah karena ketajaman kritik yang ia sampaikan terhadap pemerintah berkuasa. Ia pernah dipenjara di masa pemerintahan kolonial Belanda, kemudian ditahan selama 14 tahun sebagai tahanan politik tanpa proses pengadilan dalam rentang waktu (13 Oktober 1965 – Juli 1969, Juli 1969 – 16 Agustus 1969 di Pulau Nusakambangan, Agustus 1969 – 12 November 1979 di Pulau Buru, November – 21 Desember 1979 di Magelang/wiki).
Meskipun dilarang keras menulis dan di bawah pengawasan pemerintah, Pram tetap dapat berkarya dan menerbitkan banyak buku. Beberapa judul buku di antaranya berhasil menembus pasar dunia, antara lain seri Tetralogi Buru yang berjudul Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca.
Banyak cerita yang orang tidak tahu dibalik kesuksesan penulisan buku tersebut hingga terkenal ke penjuru dunia. Konon, semasa di pengasingan, Pram bahkan tidak dapat menyentuh pena, kertas ataupun mesin tik. Pada awalnya ia hanya menyampaikan secara lisan tentang garis besar naskah tulisan Tetralogi Buru, hingga pada akhirnya setelah melewati proses yang panjang, ia pun diperbolehkan untuk menulis dan memakai mesin ketik manual.
Salah satu prestasi tertinggi sekaligus kontroversial yang pernah diraih Pram semasa hidupnya adalah Ketika Pramoedya mendapatkan Ramon Magsaysay Award, 1995. Disebut kontroversi karena banyak pihak atau orang yang tidak setuju untuk penganugerahan award tersebut. Salah satunya adalah Mochtar Lubis. Pun demikian, terlepas dari kekontroversialan pemberian award tersebut, sosok Pramoedya Ananta Toer tetap akan dan selalu dikenang sebagai salah satu sastrawan besar sepanjang sejarah Indonesia.
Pram lahir di sebuah desa bernama Blora, Jawa Tengah pada tanggal 6 Februrai 1925. Sang sastrawan yang dikenal karena keberanian mengkritisi secara frontal pemerintah berkuasa di masanya lewat goresan pena, sejatinya telah wafat pada tanggal 30 April 2006. Dan hari ini 6 Februari 2017, di usia yang apabila diurutkan dalam bilangan menyentuh angka 92, Google memberikan sebuah hadiah ulang tahun berupa gambar yang menyerupai sosok Pram di tampilan halaman utama Google. Sebuah penghormatan yang menunjukkan kebesaran seorang Pram. Dan berkat Google Doodle, kita kembali terkenang akan sosok besar sastrawan anak bangsa. Selamat ulang tahun Pram!
Kutipan Pramoedya Ananta Toer:
Berterimakasihlah pada segala yang memberi kehidupan.
Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai.
Kehidupan ini seimbang, Tuan. Barangsiapa hanya memandang pada keceriannya saja, dia orang gila. Barangsiapa memandang pada penderitaannya saja, dia sakit.
Kami memang orang miskin. Di mata orang kota kemiskinan itu kesalahan. Lupa mereka lauk yang dimakannya itu kerja kami.
Saya selalu percaya dan ini lebih merupakan sesuatu yang mistis, bahwa hari esok akan lebih baik dari hari sekarang (berbagai sumber).
0 comments:
Post a Comment